DBM Dorong Pemkab Blora, Perhatikan Perempuan Difabel

Anggota Difabel Mustika Blora, saat mendata kaum perempuan disabilitas di sejumlah Kecamatan di Blora

BLORA.(JATENGTIGA)-Komunitas Difabel Blora Mustika (DBM) mendorong Pemerintah Kabupaten (Pemkab) lebih peka dan serius terhadap perempuan difabel.

Minimnya kepedulian  terhadap keberadaan perempuan difabel menjadi perhatian serius  Komunitas DBM.

Ketua DBM, Abdul Ghofur mengatakan, nasib perempuan difabel di Kabupaten Blora bisa dikatakan jauh dari kata layak.

Hasil monitoring dan pendataan di tiga Kecamatan yang ia lakukan, banyak ditemukan difabel perempuan yang memilih mengasingkan diri di dalam rumah karena malu. Bahkan di keluarga, mereka dianggap benalu yang membebani.

"Di tiga Kecamatan, Banjarejo, Jepon dan Kunduran, kita temukan ada 150 an perempuan disabilitas yang hanya bisa pasrah dan berdiam diri di rumah. Mereka bahkan dianggap aib dan beban keluarga. Seharusnya mereka kan punya hak yang sama dengan orang lain. Lalu dimana peran kita, peran desa dan pemerintah," ucap Ghofur saat ditemui di sekretariat DBM di jalan Hasanudin, Senin (23/2).

Menurut Ghofur, DBM sendiri saat ini terus berupaya agar perempuan difabel di Kabupaten Blora bisa lebih percaya diri. Tetap semangat menjalani hidup serta menjadi perempuan difabel yang kreatif dan mandiri.

"Kita coba memotivasi mereka agar lepas dari stigma diri. Dalam.berbagai kegiatan kita juga tampilkan pengurus DBM menjadi rool model. Harapan kami cara ini bisa membuat mereka semangat bekerja, berkarya dan menjadi aktivis untuk memperjuangkan hak perempuan," ungkapnya.

Sementara itu, Sekretaris DBM, Sriyono Abdul Qohar menambahkan, stigma diri yang dialami perempuan difabel membuat mereka cenderung menjadi minder. Semestinya mereka diberi kesempatan yang sama di masyarakat agar menjadi seorang pribadi yang kuat.

"Mereka ini sebenarnya gak butuh dikasihani, mereka cuma perlu diberdayakan saja. Agar menjadi perempuan yang mandiri dan berdaya," jelasnya. (Prn)

Posting Komentar

0 Komentar