BLORA, JATENGTIG.COM - Kemiskinan sampai saat ini masih menjadi masalah serius tidak hanya di Kabupaten Blora, namun juga secara nasional.
Hal itulah yang masih menjadi fokus para legislator di Kabupaten Blora, khususnya Komisi D.
Ketua Komisi D DPRD Blora, Ahmad Labib Hilmy mengatakan kemiskinan tidak bisa dihilangkan.
Namun bagaimana inovasi untuk mengurangi kemiskinan itu yang harus dilakukan.
"Kemiskinan itu juga yang bisa memicu seseorang untuk melakukan tindakan kriminal,” ujar Gus Labib - sapaan akrabnya saat reses di Desa Turirejo, Kecamatan Jepon, Sabtu (1/10/2022).
Lebih lanjut dijelaskan Gus Labib, bahwa upaya pengentasan kemiskinan hingga memajukan pendidikan menjadi perhatian serius pihaknya.
Salah satunya upaya pengentasan kemiskinan yang bisa dilakukan yakni dengan memberikan penyertaan modal terhadap usaha masyarakat.
“Penyertaan modal bagi usaha masyarakat seperti UMKM,” katanya.
Selain itu, menekan angka kemiskinan juga bisa dilakukan melalui pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM).
Sarana dan prasarana pendidikan juga harus diperhatikan sebagai unsur penunjang,” terangnya.
Dari data Pemkab Blora, saat ini jumlah penduduk Kabupaten Blora masih kurang dari 1 juta jiwa atau sekitar 938.000 jiwa.
Sementara angka kemiskinan di Kabupaten Blora disebut masih cukup tinggi, yakni sekitar 12%.
Jika melihat data Badan Pusat Statistik (BPS) Blora, persentase penduduk miskin pada tahun 2021 sebesar 12,39%, atau naik 0,43% dari 2020.
Jumlah penduduk miskin pada 2021 sebesar 107,05 ribu orang, meningkat 3,32 ribu orang dari 2020.
Kemudian untuk jumlah penduduk Kabupaten Blora pada 2021 sebanyak 886.147 jiwa.
Angka kemiskinan kami masih masuk zona merah di Jawa Tengah. Ini menjadi PR (pekerjaan rumah) kami. Ini yang tentu akan kami selesaikan bersinergi dengan Pemkab Blora,” ujarnya.(heri/red)
0 Komentar