BLORA, (JatengTiga.com) - Seorang petani terong di Kelurahan Kunden, Kecamatan Blora, mengaku kesulitan mendapatkan pupuk, padahal dirinya sudah memiliki kartu tani dan sudah mengajukan pupuk ke kios.
Ia bernama Sukir (58) warga dukuh Ketangar, Kelurahan Karangjati, Kecamatan Blora. Ia memiliki sebidang lahan di Kelurahan Kunden.
Lahanya saat ini ia tanami terong, usai panen Bawang merah. Kini terongnya sudah mulai dipanen, dan untung besar.
Namun ia mengaku kesulitan saat mau beli pupuk subsidi, terpaksa ia beli pupuk non subsidi. Namun karena ia menanam terong, ia hanya membutuhkan pupuk 1 kwintal saja.
"Sulit mas, padahal saya sudah tunjukan kartu tani saya, dan sudah daftar bulan Desember lalu. Tapi sampai sekarang belum dapat, terpaksa saya beli yang non subsidi," jelas Sukir saat memanen terongnya (Jumat, 8/1/2020).
Ia menambahkan sudah mendaftarkan kartu taninya sejak 20 Desember lalu, katanya bulan Januari diberi pupuk namun sampai sekarang masih belum dapat.
"Saya sudah daftarkan kartu tani saya 20 Desember lalu, sampai sekarang belum dapat. Terpaksa saya beli dua zak dengan harga Rp.575.000. Padahal kalau pakai kartu tani sekitar Rp.150.000/zak," imbuhnya.
Menurutnya, sekarang per hektar hanya dapat jatah dua kwintal saja, padahal dulu bisa dapat banyak.
Istri Sukir saat membatu memanen terong di lahan miliknya."Katanya sekarang satu hektar hanya dapat jatah satu kwintal saja, padahal dulu bisa dapat banyak," katanya.
Ia merasa seperti dianak tirikan oleh Pemerintah. Jika masa panen kadang harga hancur, sedangkan disaat harganya bagus mencari pupuk sulit.
Ia berharap pupuk bisa lancar seperti dulu, agar petani bisa membeli lancar dalam bertanam tidak sulit seperti sekarang ini.
Terpisah Siswanto, Wakil ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Blora yang mendapat keluhan dari rakyat mengatakan, ingin mengajak komisi Pengawas Pupuk cek ke lapangan.
"Jelang pemupukan kedua musim tanam sekarang, petani kesulitan pupuk lagi. Kami minta agar Komisi Pengawas Pupuk yang dibentuk oleh Bupati, bergerak cek ke lapangan. Apakah pupuk tidak ada, atau karena ada regulasi baru, atau menunggu apa?," ungkapnya.(her/red)
0 Komentar