BLORA, JATENGTIGA. com- Sejumlah aktifis di Blora yang tergabung dalam Sentani, Rabu (14/4) siang menggelar aksi audensi tentang dana bagi hasil dari Perusahaan Migas di Blora.
Dalam aksi bersama anggota Komisi B dan C serta sejumlah Perusahaan Migas di Blora yang digelar di ruang Paripurna DPRD, suasananya memanas sehingga membuat salah satu aktifis naik meja Paripurna.
Salah satu anggota DPRD pun menurunkan aksi naik meja aktifis tersebut, yang tidak puas dengan paparan dari perusahaan Migas itu.
"Ya, tadi memang ada yang naik meja, namanya Semo Margo Utomo, mantan anggota Dewan dari PKS, tapi langsung kita turunkan, " ungkap Siswanto Wakil ketua DPRD Kabupaten Blora kepada media (Rabu, 14/4)
Menurutnya, Seno merasa kecewa, jengkel melihat Blora masih termasuk daerah kurang mampu, tergolong miskin. Ia tidak puas dengan paparan Perusahaan yang ngawur tidak sesuai dengan keuntungan yang mereka keruk dari bumi Blora.
"Kelihatanya Seno itu jengkel, kecewa dengan paparan dari perusahaan yang tidak sesuai. Nanti Pemerintah akan evaluasi semua perusahaan di Blora, sejauh mana CSR nya dan bagi hasilnya terhadap Pemkab Blora, " Paparnya.
Sementara Seno Margo Utomo mengakui bahwa dirinya memang naik meja. Karena ia kesal dan kecewa dengan apa yang dipaparkan perusahaan tentang CSR yang diberikan ke lingkungan masyarakat.
"Kecewa yang kesatu dan kedua ini kan rumah rakyat kami berhak menguasai dalam tanda petik. Tapi satu hal memang tadi kaya ngapusi gitu, karena perusahaan tadi melporkan tanpa data," jelas Seno.
Dikatakan Seno, CSR perusahaan katanya untuk proposal ini dan itu saja, sedangkan yang diinginkan Sentani adalah data Perusahaan.
"Pertamina EP 4 Cepu itu menyumbang laba terbesar buat Holim Pertamina, di 2019 saja sebesar 849,5 juta U$ (800 trilyun) kalau itu 2% sudah 17 juta U$. Dibagi pusat Blora. Jika Blora dapat 10 % saja sudah 1,7 juta U$, itu berarti 24 milyar bisa untuk membangun jalan, " kata Seno. (Mirza/red)
0 Komentar